WELKOM IN MALANG. TOKO "OEN" DIE SINDS 1930 AAN DE GASTEN GEZELLIGHEID GEEFT.
nah lo apa artinya tuh, itu yg tertulis di pintu toko itu, walah yg penting di toko ini.katanya es cream dan kue nya enak , makanya kami sempatkan makan2 disini pas ke Malang.Satu lagi restoran legendaris. Usianya kini sudah mencapai 72 tahun. Bukannya mati, Oen malah melebarkan sayapnya ke berbagai kota besar. Kendati sudah 58 tahun merdeka, bau Belanda masih belum hilang di negeri ini. Maklum, bule yang satu ini pernah menjajah Indonesia selama 3,5 abad. Sebuah rentang waktu nan panjang dan sulit dihapus jejaknya. Lihat saja buktinya. Kini masih banyak orang tua yang fasih dan bangga omong Belanda. Bahkan bukan sekadar bicara, mereka juga tetap menggemari makanan van Holland yang pernah mereka nikmati di masa lalu.
Kesukaan ini tampaknya selalu diwariskan ke anak cucu. Tak aneh kalau Toko Oen di Malang, Jawa Timur, yang didirikan tahun 1930, hingga kini masih beroperasi.
Toko yang lebih tepat disebut restoran ini terletak di pusat kota. Tepatnya di Jalan Basuki Rahmat, dekat alun-alun Malang. Di sini para konsumen bisa menikmati aneka makanan dan minuman khas Belanda dengan suasana tempo doeleoe. Bukan cuma bangunannya yang kuno, suasana di dalam restoran juga sengaja tidak diotak-atik alias tak pernah diubah. Nama Oen, ketika didirikan 1930, diambil dari marga pendirinya yang bernama Indonesia Max Liem. Dulu, toko dan restoran ini merupakan yang terbesar di Malang dan dijadikan tempat berkumpul orang-orang Belanda di kota ini
Rupanya Memang es cream nya enak tenan, juga steak lidah nya hmmmmmmm, kami sempat beli Cerutu Argopuro , wah kayak kompeni beneran hahahahahahaha
Restoran Oen tampak depan , bener2 masih bangunan kuno
Kursi2nya aja masih kursi Jadul, disini letak khas nya
hmmmmmmmmmmm es cream nya memang tiada duanya, katanya masih buatan tangan belum pakai mesin
Nih Lagi nikmatin Steak lidah dan es cream sampai2 nggak sadar di foto
Steak Lidah, es Cream dan satu lagi Lisong Argopuro, memang nikmattt, pantesan dulu belanda lama menjajah negara kita
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
2 komentar:
Jadi ingat kejadian beberapa tahun lalu di depan OEN... Malem itu, saya dan kelg berencana makan malam di OEN. Turun dari mobil, kelg saya berjalan terlebih dahulu menuju pintu masuk OEN, yang kebetulan waktu itu belum ada pintu samping, jadi kita harus masuk dari depan. Setelah mengunci pintu mobil (maklum belum ada remote, jadi pakai kunci manual), saya pun berjalan mengikuti kelg saya. Tiba-tiba perhatian saya tertarik kepada dua orang pemuda yang berdiri saling berhadapan, tetapi dengan sikap (yang menurut saya) amat mencurigakan. Saya pun mendekat.. ternyata....... salah seorang dari mereka sedang menodongkan pisau belati ke pemuda satunya. Saya pun terkejut, dan tanpa sengaja meneriakkan "Penodong!". Sambil berteriak begitu, saya pun menoleh ke kiri dan ke kanan, sambil memperhatikan keluarga saya, apakah mereka juga mendapat ancaman yang sama. Saya lihat, keluarha saya aman2 saja, tetapi ada seseorang tidak jauh dari saya yang memperhatikan saya dengan tatapan (sekali lagi, mencurigakan!). Segera setelah itu, saya agak memepercepat langkah saya, dan masuk ke OEN. Dari dalam, saya lihat dua orang pemuda tadi sudah tidak ada, dan satu orang yg memperhatikan saya juga sudah tidak ada. Di dalam saya langsung menceritakan kejadian tadi kepada salah seorang pelayan. Dia bilang memang di depan OEN tsb cukup rawan. Setelah itu saya anggap kejadian selesai. Ternyata.. beberapa saat kemudian, meja saya didatangi seseorang yang memperkenalkan diri sebagai polisi. Dia menanyakan kejadian yang saya lihat itu, sambil tidak lupa menanyakan ciri-ciri pelakunya. Saya ceritakan sebisa mungkin. Setelah itu polisi itu pun keluar. Dari polisi itu juga, saya dengar bahwa di depan OEN memang sering terjadi penodongan. Jadi.. temen2.. ati2 deh kalo jalan2 di depan OEN.. :)
saya pernah sekali ke toko oen malang bener2 berasa makan di jaman kolonial, pinginnya sih bisa cobain Cerutu
Posting Komentar